MY WIDGET


Sabtu, 20 April 2013


KELOMPOK VII
1. SAPERIAH
2. MADIRAH SRI ANDINI



1.      PENGERTIAN IDEOLOGI
Ideologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Raymond Wiliam mengklasifikasikan penggunaan ideologi dalam tiga ranah. Pertama, sebuah system kepercayaan yang dimiliki oleh kelompok atau kelas tertentu. Definisi ini terutama dipakai oleh kalangan psikologi. Kedua, sebuah system kepercayaan yang dibuat—ide palsu atau kesadaran palsu—yang bisa dilawankan dengan pengetahuan ilmiah. Ketiga, proses umum produksi makna dan ide. Ideologi di sini adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan produksi makna.

2.      FUNGSI IDEOLOGI
Soerjanto Poespowardojo mengemukakan fungsi ideologi sebagai berikut.
1.         Memberikan pengetahuan menjadi landasan untuk memahami dan menafsirkan kejadian dalam keadaan alam sekitarnya.
2.        Membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan masyarakat.
3.         Memberikan norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang.
4.         Memberikan bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.
5.         Memberikan kemampuan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
6.         Memberikan pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta mempolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung di dalamnya.
Kesimpulan yang bisa ditarik adalah sekalipun pengertian ideologi bervariasi, tetapi jika dicermati sesungguhnya terkandung inti-inti kesamaan. Kesamaan-kesamaannya, yakni ideologi adalah prinsip, dasar, arah, dan tujuan dalam kehidupan. Ideologi berfungsi mendasari kehidupan masyarakat sehingga mampu menjadi landasan, pedoman, dan bekal serta jalan bagi suatu kelompok, masyarakat, bangsa, dan negara.

3. JENIS IDEOLOGI
Ada beberapa jenis ideologi yang terdapat di dunia saat ini, yaitu sebagai berikut.
1. Liberalisme
Ideologi ini mengajarkan kebebasan yang mutlak bagi setiap individu. Kebebasan ini didasarkan keyakinan bahwa semua manusia pada dasarnya adalah baik. Schapiro menjelaskan serangkaian prinsip dari Liberalisme yaitu: (1) keyakinan mengenai pentingnya kemerdekaan untuk mencapai setiap tujuan yang diharapkan; (2) semua manusia memiliki hak-hak yang sama di depan hukum yang dimaksudkan bagi kemerdekaan sipil; (3) tujuan utama dari setiap pemerintahan adalah mempertahankan kebebasan, persamaan, dan keaman dari semua warga negara; (4) adanya kebebasan berpikir dan berekspresi; (5) liberalisme yakin akan adanya kebenaran yang objektif, bisa ditemukan melalui kegiatan berpikir menurut metode riset, eksperimen, dan verifikasi; (6) agama merupakan hal yang harus ditoleransi; (7) liberalisme berpandangan dinamis mengenai dunia, dan; (8) kaum liberal adalah mereka yang idealis (hendak mencapai tujuan) melalui praktik-praktik yang dipertimbangkan.
2. Konservatisme
Ideologi ini mengajarkan tentang manusia yang harus memelihara kondisi yang sudah ada serta menciptakan keadilan.
3. Komunisme
Ideologi ini mengajarkan bahwa semua manusia adalah sama dan tidak ada hak pribadi karena semua faktor ekonomi dan produksi dikuasai negara.
4. Marxisme
Ideologi ini mengajarkan dasar-dasar komunisme.
5. Feminisme
Ideologi ini mengajarkan untuk menciptakan persamaan hak antara pria dan wanita dengan cara pemerataan dan kesetaraan gender.
6. Sosialisme
Ideologi ini mengajarkan bahwa manusia harus saling membantu karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.

7. Fasisme
Ideologi ini mengajarkan bahwa peran negara adalah mutlak karena negara diyakini sangat diperlukan dalam upaya menciptakan tatanan kehidupan dalam masyarakat.
8. Kapitalisme
Ideologi ini mengajarkan bahwa individu berhak untuk mendapatkan hak dalam bidang perekonomian. Negara tidak boleh terlibat dalam semua aktivitas perekonomian yang dilakukan individu.
Kapitalisme terdiri atas 3 varian, yaitu Kapitalisme Pedagang, Kapitalisme Produksi, dan Kapitalisme Finansial.
(a)      Kapitalisme Pedagang (Merchant Capitalism) termasuk jenis kapitalisme yang paling tua. Kapitalis (pelaku permodalan) menginvestasikan hartanya untuk mencari barang yang langka dan memiliki keuntungan jika diperdagangkan. Investasi tidak harus berupa uang, melainkan dapat termasuk kendaraan, barang kebutuhan primer, barang berharga, dan sejenisnya. Kapitalisme Pedagang menuntut pembukaan pasar yang nantinya akan dilakukan monopoli atasnya.
(b)   Kapitalisme Produksi (Production Capitalism) dilakukan oleh Kapitalis yang memiliki alat dan cara produksi. Bentuk yang paling dikenal adalah “pabrik.” Pabrik digunakan untuk memproduksi barang tertentu, untuk kemudian dipasarkan. Untuk memproduksi barang, pemilik pabrik membutuhkan pekerja (labor). Labor ini sekaligus juga konsumen dari barang yang mereka produksi. Barang yang dihasilkan ditukar dengan uang di pasar (market). Keuntungan dari penjualan digunakan Kapitalis untuk diinvestasikan ke dalam pabriknya, ataupun pada kegiatan lain. Uang, cara produksi, alat produksi, pasar, profit, dan uang, adalah konsep-konsep kunci untuk menganalisis Kapitalisme Produksi ini.
(c)     Kapitalisme Keuangan (Financial Capitalism) merupakan bentuk terbaru dari Kapitalisme. Dalam Kapitalisme Keuangan, modal diinvestasikan bukan ke dalam bentuk barang, tenaga kerja, atau pabrik. Uang diinvestasikan ke dalam sellisih uang. Komoditas produksi Kapitalisme Keuangan adalah saham dan nilai tukar uang (valuta). Pasar dalam kegiatan Kapitalisme Keuangan adalah “bursa efek.” Kapitalisme Keuangan inilah yang kerap menciptakan devaluasi (penurunan) nilai mata uang dunia.
9. Demokrasi
Ideologi ini mnegajarkan bahwa kedaulatan sepenuhnya ada di tangan rakyat.
10. Neoliberalisme
Ideologi ini mengajarkan untuk menciptakan kembali kebebasan individu yang dikatikan dengan terjadinya pasar bebas di dunia internasional.
Ideologi terbagi menjadi dua, yaitu ideologi terbuka dan ideologi tertutup.
Ciri-ciri ideologi terbuka dan ideologi tertutup adalah :
Ideologi Terbuka
1. Merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.
2. Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat sendiri.
3. Hasil musyawarah dan konsensus masyarakat.
4. Bersifat dinamis dan reformis.
5. Ciri khas ideologi terbuka adalah cita-cita dasar yang ingin diwujudkan
masyarakat bukan berasal dar luar masyarakat atau dipaksakan dari elit
penguasa tertentu.
6. Terbuka kepada perubahan-perubahan yang datang dari luar, tetapi memiliki  
kebebasan dan integritas untuk menentukan manakah nilai-nilai dari luar yang
mempengaruhi dan mengubah nilai-nilai dasar yang selama ini sudah ada dan
manakah yang tidak boleh berubah.
Ideologi Tertutup
1. Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.
2. Bukan berupa nilai dan cita-cita.
3. Kepercayaan dan kesetiaan ideologis yang kaku.
4. Terdiri atas tuntutan konkret dan operasional yang diajukan secara
    mutlak.

4.      KETERKAITAN IDEOLOGI DAN ANALISIS WACANA KRITIS (AWK)
Ideologi juga konsep yang sentral dalam analisis wacana yang bersifat kritis. Hal ini karena teks, percakapan, dan lainnya adalah bentuk dari praktik ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu. Salah satu strategi utamanya dengan membuat kesadaran kepada khalayak bahwa dominasi itu diterima secara taken for granted. Wacana dalam pendekatan semacam ini dipandang sebagai medium melalui mana kelompok yang dominan mempersuasi yang mengkomunikasikan kepada khalayak produksi kekuasaan dan dominasi yang mereka miliki, sehingga tampak absah dan benar.
Ideologi, meskipun bersifat sosial, digunakan secara internal di antara anggota kelompok atau komunitas. Oleh karena itu, ideologi tidak hanya menggunakan fungsi kordinatif dan kohesi, tetapi juga membentuk identitas diri kelompok, membedakan dengan kelompok lain. Ideologi ini bersifat umum, abstrak, dan nilai yang terbagi antara anggota kelompok menyediakan dasar bagaimana masalah harus dilihat. Dengan pandangan semacam ini, wacana lalu tidak dipahami sebagai sesuatu yang netral dan berlangsung secara alamiah karena dalam setiap wacana selalu terkandung ideologi untuk mendominasi dan berebut pengaruh. Oleh karena itu, analisis wacana tidak bisa menempatkan bahasa secara tertutup, tetapi harus melihat konteks bagaimana ideologi dari kelompok yang ada tersebut berperan dalam memebentuk dalam wacana. Misalnya, dalam teks berita dapat dianalisis apakah teks yang muncul tersebut pencerminan dari ideologi seseorang, apakah dia feminis, antifeminis, kapitalis, sosialis, dan sebagainya.

5.      PEMBACAAN TEKS
                         Dalam konsepsi Marx, ideologi adalah sebentuk kesadaran palsu. Kesadaran seseorang, siapa mereka, dan bagaimana mereka menghubungkan dirinya dengan masyarakat dibentuk dan diprodulsi oleh masyarakat, tidak oleh biologi yang alamiah. Menurut Hall, ada 3 bentuk pembacaan/hubungan antara penulis dan pembaca dan bagaimana pesan itu dibaca di antara keduanya. Pertama, posisi pembacaan dominan (posisi ini terjadi ketika penulis menggunakan kode-kode yang bisa diterima umum. Kedua, pembacaan yang dinegoisasikan (posisi ini tidak ada pembacaan dominan. Ketiga, pembacaan aposisi (merupakan kebalikan dari posisi pertama).

6.      INTERPELASI
                         Konsep interpelasi adalah konep yang penting dalam komunikasi. Menurut John Fiske, pada dasarnya menyapa seseorang, dan dalam penyapaan atau penyebutan itu selalu terkandung usaha menempatkan seseorang dalam posisi dan hubungan sosial tertentu. Interpelasi ini bukan hanya pada pembicaraan interpersonal, tetapi juga terjadi dalam isi media. Media juga berisi tentang interpelasi, kita mengadopsi posisi sosial tertentu atau hubungan sosial tertentu di mana posisi seseorang ditentukan.

7.      HEGEMONI
            Konsep hegemoni dipopulerkan oleh Antonio Gramsci, ahli filsafat politik terkemuka Italia. Dia berpendapat bahwa kekuatan dan dominasi kapitalis tidak hanya melalui dimensi material dari sarana ekonomi dan relasi produksi, tetapi juga kekuatan (force) dan hegemoni. Hegemoni menekankan pada bentuk ekspresi, cara penerapan, mekanisme yang dijalankan untuk mempertahankan, dan mengembangkan diri melalui kepatuhan para korbannya, sehingga upaya itu berhasil mempengaruhi dan membentuk alam pikiran mereka.

Daftar Pustaka
Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: PT LKIS Printing Cemerlang.

http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi. Diakses pada 19 April 2013.





Sabtu, 13 April 2013

Kelompok VII
1. SAPERIAH
2. MADIRAH SRI ANDINI




Pria Serbia Ngamuk, 13 Orang Dibunuh

TEMPO.CO, Beograd - Sebanyak 13 orang tewas di Serbia setelah seorang pria mengamuk menghabisi nyawa para korban di sebuah desa di dekat Beograd. Demikian laporan media setempat, Senin, 8 April 2013.
Para korban terdiri dari enam laki-laki, enam perempuan, dan seorang bayi laki-laki berusia dua tahun. Mereka dibunuh sebelum pelaku mencoba bunuh diri bersama istrinya. Kedua pasangan itu, kini, dalam keadaan kritis.
Kepolisian mengindentifikasi pelaku bernama Ljubisa Bogdanovic, berusia 60 tahun, seorang veteran perang. Menurut laporan, para korban merupakan keluarga dekat dan tetangga pelaku, berikut ibu dan putranya.
Insiden penembakan berlangsung di beberapa rumah di Velika Ivanca, sekitar 50 kilometer sebelah tenggara ibu kota negara pada pukul 05.00 subuh waktu setempat (03.00 GMT).
Warga setempat yang menyaksikan kejadian mengatakan pelaku menenteng senjata tangan (pistol) kaliber 9 mm. Dia menembak mati putranya sebelum meninggalkan rumah, setelah itu membedil tetangganya yang sebagian masih terlelap tidur.
"Dia mengetuk pintu, saat mereka (para korban) membukanya pelaku langsung menembaknya," kata warga desa Radovan Radosavljevic sebagaimana dikatakan kepada Associated Press.
"Dia tetangga yang baik, tak satu pun menolak untuk membukakan pintu untuknya. Saya tak mengerti apa yang terjadi," kata polisi.
Kepala Kepolisian Serbia, Milorad Veljovic, yang berada di tempat kejadian perkara, mengatakan kepada RTS bahwa pelaku berasal dari keluarga yang rukun dan tidak memiliki catatan kriminal. "Kami semua tertegun," kata Veljovic.
Tersangka dilaporkan menganggur sejak tahun lalu. Sebagai tentara Serbia, dia terlibat perang melawan Kroasia pada 1991. Motif pembunuhan tersebut hingga kini belum jelas. Serangan mematikan ini mirip dengan kejadian pada 2007 yang dilakukan oleh seorang pria berusia 39 tahun. Dia menembak mati sembilan orang dan melukai dua lainnya di sebuah desa di sebelah timur negara.


Hasil Analisis
1.      Bagian Wacana yang Dominan
Pria mantan Tentara Serbia, Ljubisa Bogdanovic, diberitakan melakukan penembakan tanpa diketahui secara pasti apa penyebabnya. Yang jelas, ada laporan bahwa dia menganggur setahun yang lalu. Selain itu, polisi mengatakan bahwa pelaku tersebut bersal dari keluarga yang baik dan rukun, serta tidak memiliki catatan kriminal.
2.      Bagian Wacana yang Terpinggirkan
Dalam wacana berita tersebut, tidak ada disebutkan secara pasti tentang mengapa dia bisa melakukan penembakan yang menewaskan 13 orang. Pihak keluarga pun tidak ada yang angkat bicara, siapa tahu dia mempunyai masalah, selain karena menganggur, mungkin masalah keluarga, atau masalah lainnya. Selain itu, polisi juga tidak ada yang mengatakan keburukan mantan Tentara Serbia itu dan tidak menceritakan mengenai istrinya yang mencoba bunuh diri bersamanya. Polisi hanya menyebutkan bahwa pelaku adalah orang yang baik.  
3.      Pembatasan Wacana Berita
Wacana tersebut dibatasi pada ketidakpastian mengenai penyebab penembakan itu, dan dalam wacana itu hanya menyebutkan kebaikan si pelaku tanpa menyebutkan keburukannya. Hal itu mungkin dikarenakan adanya kepentingan tertentu agar Tentara Serbia tetap baik di mata masyarakat, meskipun baru saja terjadi kasus penembakan yang menyebabkan kematian.
4.      Efek Wacana Berita setelah Dimunculkan
Berita tersebut menyebabkan masyarakat hanya menerima berita apa adanya, tanpa memikirkan hal atau penyebab lainnya. Masyarakat hanya menganggap bahwa kasus itu terjadi tanpa adanya penyebab yang pasti. Pikiran mereka dibatasai karena adanya wacana berupa pernyataan polisi bahwa pelaku adalah orang yang baik dan tidak mempunyai catatan kriminal.